Tuesday, August 21, 2007

JEMPUT DINI


Setengah Jakarta malam itu ikut berkeliling denganku.Lengket,gerah,basah,hujan dan misu-misu.Terlalu lama menunggu adik yang kadang tampak bodoh dan dungu.Tidak bisa mengumpat karena dia saudara kandung.Mungkin tidak bodoh ataupun dungu cuma lugu tepatnya.Malam membuat keluguannya semakin mencemaskan.Dia bukan aku yang sudah lama bersahabat dengan malam dan jalan ibu kota.Dia perempuan baru yang baru saja keluar melewati senja.Beradu kecepatan dengan hujan dan waktu.Angkot binal menyerempet,untung tidak sempat jatuh.Cuma oleng,sambil berserapah kosong.Karena yang diteriaki juga tengah berpacu dengan waktu dan uang.
Lewat pukul sembilan semuanya makin gelap dan cepat.Aku semakin cemas dengan adik.Perempuan lugu yang baru saja keluar melewati senja berdiri acuh menungguku dekat lampu merah.Kerudung putihnya tetap tidak cukup bisa meredakan cemasku.Cuma ada kelegaan karena dia masih menungguku di sana dekat lampu merah,dan tidak meninggalkanku beralih naik angkot atau bus umum.

Dilema kaum kecil dengan upah minim dan waktu kerja yang melampaui batas.Cuma untuk mendapatkan status kerja di masyarakat.Karena jadi pengangguran adalah cemooh juga momok menakutkan di generasiku.

No comments: