Friday, July 20, 2007


Segenggam debu jalan adalah jimatku menaklukkan kota ini.

Semuanya bergerak dalam nafas hewani dan tidak humanis.

Berlangit kekejaman dan beralaskan sumpah serapah.

Wanita hitam berwajah penuh gurat-gurat kemarahan,duduk lesu menatap bunyi
jerit kendaraan.

Lalu ada aku yang masih diam di perempatan kekacauan identitas.

Menuntun sebuah idealisme kampung yang lusuh.

Geram pada semua kemunafikan takdir yang sering diagungkan.

Segenggam debu jalan masih utuh berada di tangan kanan.

Kesaktiannya kian ampuh ketika tangan ini semakin kuat mengenggamnya.

No comments: